YOGYAKARTA – Dalam gelombang persaingan global yang kian ketat, Indonesia masih menghadapi tantangan serius dalam mengejar ketertinggalan inovasi. Data GoodStats (2025) menempatkan Indonesia di peringkat 5 ASEAN dan peringkat 14 Asia untuk tingkat inovasi, masih di bawah Singapura, Malaysia, Thailand, dan Vietnam. Latar belakang inilah yang menggerakkan Unit Penunjang Akademik Pengembangan Karir dan Kewirausahaan (UPA PKK) UPN Veteran Yogyakarta untuk mengambil peran lebih proaktif.
Pada Rabu, 20 Agustus 2025, Dr. Yoga Religia hadir di studio Radio Jiz FM Jogja 89.5 MHz untuk mensosialisasikan program-program strategis unitnya. Dalam dialog interaktif tersebut, terungkap bahwa UPA PKK bukan sekadar unit administratif biasa, melainkan ujung tombak universitas dalam mempersiapkan lulusan menghadapi dunia profesional.
"UPA PKK berfungsi sebagai jembatan penghubung antara kampus dengan dunia industri, pemerintah, dan UMKM," jelas Dr. Yoga. "Kami menyediakan layanan komprehensif mulai dari konsultasi karir, career coaching, job fair, inkubasi bisnis, hingga tracer study, semua didukung teknologi digital untuk memastikan aksesibilitas bagi seluruh mahasiswa dan alumni."
Tantangan pengembangan karir bagi alumni ternyata cukup kompleks. Data BPS Februari 2025 menunjukkan angka pengangguran usia muda mencapai 3,6 juta orang dari total 7,26 juta penganggur nasional. "Yang lebih memprihatinkan, setiap lowongan kerja diperebutkan oleh rata-rata 250 pelamar," tambah Dr. Yoga, mengutip data dari Talentics.
Di sisi kewirausahaan, penelitian terbaru yang diterbitkan dalam Asia Pacific Journal of Innovation and Entrepreneurship mengungkap temjana menarik. Studi yang dilakukan Ridwan dkk. (2025) menunjukkan bahwa banyak anak muda yang terjun ke wirausaha tanpa didorong oleh faktor kesenangan. Sebaliknya, faktor tantangan, kompensasi, dan lingkungan luar terbukti signifikan membentuk efikasi diri yang pada akhirnya memengaruhi niat kewirausahaan digital.
"Temuan ini sesuai dengan pengalaman kami mendampingi calon wirausaha muda," ujar Dr. Yoga. "Mereka seringkali terdorong oleh kebutuhan atau tekanan eksternal, bukan karena passion. Padahal, membangun bisnis tanpa enjoy akan sulit bertahan jangka panjang."
Dr. Yoga menekankan pentingnya pengisian survei tracer alumni yang tidak hanya berdampak pada akreditasi kampus, tetapi lebih penting lagi untuk perbaikan terus-menerus sistem pendidikan. "Data dari alumni membantu kami menyesuaikan kurikulum dengan kebutuhan industri terkini dan mengembangkan program kewirausahaan yang lebih efektif," pungkasnya.
Melalui kemitraan strategis dan pendekatan berbasis data, UPA PKK UPN Veteran Yogyakarta berkomitmen untuk tidak hanya menciptakan pencari kerja yang kompetitif, tetapi juga pencipta lapangan kerja yang inovatif, menjawab tantangan pengangguran usia muda dan rendahnya peringkat inovasi Indonesia.